Jumat, 15 April 2011

Tiga Tewas dalam Bentrokan Antarwarga di kecamatan Lelak

Tiga Tewas dalam Bentrokan Antarwarga

BENTROKAN antarwarga di Desa Ketang, Kecamatan Lelak, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengakibatkan tiga tewas dan 11 orang luka-luka. Rabu (13/4).
Korban tewas ialah Gerardus Cabut, Matias Jemali, dan Petrus Jemali. Jenazah korban sempat dibawa ke Rumah Sakit (RS) Ruteng dan Puskesmas Cancar di Kecamatan Ruteng, Manggarai.
"Perang tanding (bentrokan) itu dipicu masalah rekonstruksi tapal batas hutan," kata Rofino Kant, warga Ruteng, Manggarai, kemarin. Bentrokan itu, menurut dia, diduga terkait dengan penetapan kawasan hutan oleh dinas kehutanan setempat yang sering berubah-ubah.
Warga yang terlibat bentrokan itu, kata Rofino, masih memiliki hubungan kekeluargaan. Bentrokan bermula ketika sejumlah warga cekcok karena persoalan tapal batas. Dalam persoalan itu seorang warga menjadi korban pemukulan. Kelompok dari korban menyerang kelompok warga yang memukul. Akibatnya, dua kelompok warga yang menggunakan senjata tajam itu baku hantam. Bentrokan itu terjadi di sebuah pekuburan keluarga pada saat satu kelompok warga mengadakan ritual adat.
Dua dari 11 korban luka dipin-dahkan dari tempat perawatan di Rumah Sakit (RS) Ruteng ke RS Bajawa, Kabupaten Ngada, kemarin. Dua korban itu ialah Mikae Bambor, 65, dan Elias Bus, 70. Tangan korban itu ha-rus segera diamputasi karena kondisinya sangat parah," tutur dokter Yuni saat dihubungi, kemarin. Delapan korban lainnya masih dirawat intensif di RS Ruteng.
Para korban menderita luka bacok di bagian tangan, kepala, dan wajah. Salah satu di antaranya Alosius Malut, 65, menderita luka bacok serius di bagian punggug, dada, tangan, dan kepala. "Kondisi korban yang dirawat di rumah sakit masih stabil," katanya. Kemarin sore, tiga jenazah korban telah diambil keluarga masing-masing.
Kapolres Manggarai Ajun Komisaris Besar (AKB) Hamba-li mengatakan polisi telah mengerahkan Satuan Brimob untuk berjaga-jaga di lokasi bentrokan.
Belum ada tersangka dalam peristiwa itu. "Tidak ada yang mau bicara, bahkan pintu rumah mereka ditutup," kata Hambali, kemarin.
Konflik antarwarga terkait dengan masalah tanah juga pernah terjadi di Manggarai yang mengakibatkan sembilan orang tewas, baru-baru ini. (PO/N-4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar